ZIEKEHUIS KRIKILAN, CIKAL BAKAL RSU BHAKTI HUSADA

SHARE

Awal mula Rumah Sakit Krikilan berdiri dimulai dari pembangunan klinik terlebih dahulu. Klinik Krikilan dibangun bersamaan dengan terowongan jalur kereta api Jember-Banyuwangi pada tahun 1901. Kemudian Klinik Krikilan berkembang dan menjadi  Ziekenhuis Krikilan yang diresmikan pada tahun 1901.

Pada kala itu Ziekenhuis Krikilan masih terbuat dari rumah kayu dan beratap rumbi. Kemudian pada tahun 1918, dilakukan pemabangunan secara permanen oleh pemilik dengan lima ruang perawatan dan ruang poli umum, radiogi, laboratorium farmasi, air bersih dari sumber di belakang rumah sakit, dan ruang untuk berjemur dengan cahaya listrik. Tercatat bahwa pada kala itu, Rumah Sakit Krikilan memiliki cukup banyak pasien, yaitu sebanyak 82 orang.

Saat itu sudah tersedia alat rontgen merk Philips Type App. 11408/63 No. 128.48  alat foto sinar X untuk pemeriksan pasien, kala itu Ziekenhuis  Krikilan merupakan rumah sakit paling canggih yang menjadi pusat rujukan/ alih rawat serta konsul di Banjoewangi dan wilayah Besuki.

Pada tahun 1920-an, dipimpin oleh dr. Van Den Hengel merupakan seorang pria yang simpatik, berpengetahuan luas, memiliki karakter yang rapi dan selalu tersenyum. Beberapa tokoh colonial Belanda lahir di Ziekenhuis Krikilan, salah satunya adalah Willem Frederik, seorang penulis puisi, novel, cerita pendek, drama, serta studi panjang buku, esai, dan kritik sastra. Di akhir kepemimpinannya, dr. Van Den Hengel wafat akibat kanker ganas yang menyerang tubuhnya. Kepemimpinan dr. Van Den Hengel sebagai direktur Ziekenhuis Krikilan digantikan oleh dr. H. Nijk.

Sejak 1932 Ziekenhuis krikilan sudah memiliki ambulans sendiri yang merupakan hadiah ulang tahun ke 20 rumah sakit.Kala itu telah dilengkapi dengan alat-alat kesehatan yang sangat modern dan efisien.

Pada tahun 1942, dr. Nijk memesan 30 tempat tidur untuk mengobati para korban dari kamp internis di Kesilir, Siliragung, Banyuwangi. Pada kala itu, hanya terdapat 2 rumah sakit di Banjoewangi, yaitu Rumah Sakit Krikilan dan Rumah Sakit Blambangan. Namun, kala itu Rumah Sakit Blambangan menjadi pusat rumah sakit bagi Jepang,

Namun, sayangnya pada bulan Mei 1943,  dr. Nijk dibawa pergi oleh Ken Pruitt Tai dan dibunuh pada Juni 1943. Kemudian Rumah Sakit Krikilan dipimpin oleh dr. Tan atas perintah Jepang.  selanjutnya tercatat sebagai direktur Ziegenhuis Krikilan dr. Yowa (1945) dr. Yakobus (1945-1950) dr. Margelenter (1950-1953) dr. Dubois (1953-1959) dr. Kue Tik Yu (1959-1965) dr. Sulaiman (1965-1966)

Pada tahun 1966, Ziekenhuis Krikilan diambil alih Indonesia dengan pengubahan nama menjadi Rumah Sakit Bhakti Husada Krikilan,  pada tanggal 17 September 1966, dan diresmikan oleh Direktur PPN-Karet XVI. Di mulai Musytahar Umar Tholib (1966-1993)  tercatat 21 orang pernah menjadi direktur Rumah Sakit Krikilan sampai saat ini Dr Niluh Hendrawanti M.Kes.